Matahari di RA hari Sabtu 17 Juli 2010 kemarin seakan enggan muncul menerangi kawasan Puncak dan sekitarnya, sama seperti seluruh kawasan Jakarta hari itu yg mendung sejak subuh dan awan tebal menggayut diangkasa sana. Entah kenapa anomali ini terjadi, sungguh musim yg tidak menentu, para pakar klimatologi pun dibuat pusing olehnya. Bagaimana tidak, April – Oktober adalah periode dimana seharusnya bangsa ini mengalami musim panas dengan hujan yg amat jarang, bukannya seperti saat ini dimana hujan terjadi hampir setiap hari. Aneh tapi nyata.
Hari itu kami 6 gowesers CCC chapter The Address (Om Beny, Om Wisnu, Om Eman, Om Adi, Om Daniel, sy sendiri) mulai loading sepeda ke atas Pick Up-nya Om Daniel pukul 05.00 WIB pagi, tujuan gowes hari itu adalah ke Rindu Alam atas permintaan Om Adi yg baru saja meminang Trance X4 sebagai istri keduanya, ia ingin menjajal dan membuktikan keistimewaan produk ini yang disuarakan lewat kata-kata Om Joe Giant dan advertising dari Giant sang produsen…hehehe…piss Kang Joe! Loading selama kurang lebih 15 menit dilakukan dengan sangat hati-hati agar keperawanan sang Trance X4 benar-benar terlindungi. Bak Pick Up dialasi dengan matras setebal 1 cm, sehingga menjamin sepeda untuk didudukkan dengan nyaman dan empuk. Kedua sisi sepeda dilindungi juga dengan kertas koran tebal sehingga senggolan genit sepeda-sepeda yang lain dapat dihindarkan. Lantas ban sepeda diikat dengan tambang plastik ke kaitan yang ada di badan bak pick up, dan dipastikan sepeda cukup kokoh berdiri tanpa ada kekuatiran sepeda akan terjatuh.
Kondisi parkiran yang penuh itu membuat kami terpaksa mencari lokasi parkir lainnya dan pilihan jatuh ke seberang RM Sederhana. Lantas kami menyewa angkot untuk naik ke Rindu Alam. Namun apa daya, perjalanan dengan angkot menuju Rindu Alam terhambat arus lalu lintas yang padat merayap sehingga kami baru tiba di Rindu Alam pukul 08.30 WIB. Herannya kenapa langit di atas masih saja diselimuti awan gelap….seakan masih seperti suasana subuh. Dinginnya suhu saat itu pun masih seperi ketika waktu subuh; sangat dingin karena tidak ada sinar matahari yang menghangatkan tubuh. Suasana di sekitar warung Mang Ade pun layaknya suasana perparkiran di Mesjid Gadog. Pelataran warung Mang Ade sudah dipenuhi oleh begitu banyak goweser yang berniat gowes di jalur RA. Kami pun merapat ke deretan warung di bagian atas.
Setelah unloading dan sarapan kami pun bersiap memulai gowes dengan briefing dan berdoa agar tujuan perjalanan yg fun dan safe bisa tercapai. Sesaat sebelum memasuki lokasi perkebunan teh Gunung Mas, kami bertemu rombongan om Rudi CCC hapter Explorer Bukit Golf yang membawa 30 orang pasukannya, dan juga Om Fery Kaligis goweser CCC chapter Cimanggis beserta istri yang membawa 8 orang rekannya dari kantor. Wow..seakan CCC mengadakan acara Gowes Bareng lagi, dan kali ini treknya adalah jalur RA. Kami juga tahu bahwa pagi sebelumnya Om Yani goweser CCC chapter Raflless Hill bersama 4 orang rekan lainnya gowes ke jalaur Telaga Warna. Juga kami lihat Om Joe goweser CCC Chapter Giant Cibubur yang sedang berstirahat di depan Taman Safari Cisarua, rupanya Om Joe gowes up hill dari Gadog. Senang sekali melihat bendera CCC dibawa oleh begitu banyak teman.
Gowes akhirnya dimulai dengan memasuki kebun teh Gunung Mas, dengan membayar Rp 2000,-/orang kepada bapak tua yg menunggu pintu.Kondisi trek lumayan kering di awal, dan perlu kehati-hatian untuk mengindari bebatuan lepas sebesar kepala manusia Sampai lokasi Paralayang, semua berjalan dengan lancar bahkan surprise juga melihat Om Adi yang sukses tanpa kesulitan melintasi turunan paralayang. Mungkin tingkat kepercayaan dirinya bertambah di atas tunggangan barunya. Selanjutnya gowes diteruskan melewati jalur berbatu dengan tingkat kemiringan yang lumayan curam. Di sini tidak ada yang berubah, kondisi trek masih tetap sama seperti dulu. Dan selanjutnya kita memasuki jalur bak kontrol air, dan kita dapati 80% bagian ini tidak dapat digowes..rusak parah…air tumpah ke tengah jalur dan jalur air ini membuat erosi jalur sehingga pada bagian tengah jalur menjadi cekung dan yang paling ekstrem membuat jalur seperti got panjang dengan kedalaman 30 cm. It’s really not gowesable…Lantas diujung jalur bak kontrol ini ada turunan curam yg dipenuhi batu besar yang merupakan batuan lepas. Kondisi ini lebih parah dari waktu yang lalu karena bebatuan lepasnya semakin banyak. Bagian ini juga direkomendasikan untuk tidak digowes. Selebihnya lintasan menuju Pabrik Teh Gunung Mas dalam keadaan baik dan tidak berubah sama sekali. Hanya saja, warung-warung di belakang Pabrik Gunung Mas tempat kita biasa beristirahat sekarang ini sudah dibongkar dan tempatnya di penuhi timbunan akar pohon teh yang dicabut dan dipotong karena sudah terlalu tua dan tidak produktif lagi. Akhirnya di sini kita hanya beristirahat sebentar dan mengecek kondisi rem belakang saya yg sedikit bermasalah karena strokenya amblas sampai ke grip ketika direm. Setelah adjusternya diubah, rem sudah membaik dan kemudian perjalanan dilanjutkan.
Jalan bebatuan menanjak landai yang lumayan panjang di tengah kebun teh dilalui perlahan sambil menjaga efisiensi pedalling untuk menjaga ban tetap rolling…lumayan melelahkan…dan dilanjutkan ke jalan aspal. Di sini kita dapatkan pemandangan kebun kol di sebelah kiri…pemandangan yang hijau dan mengagumkan. Namun setelah melewati kebun kol ini, seorang rekan kita terkapar tak berdaya dan sekilas seperti pingsan di pinggir jalan. Rupanya dia tidak pingsan hanya sedikit kunang-kunang dan sesak akibat gastritis. Kita putuskan untuk beristrahat sejenak sambil memulihkan kondisi rekan kita itu. Setelah 10 menit beristirahat kita kembali gowes menuju Gerbang Taman Safari, dan langsung lanjut ke tanjakan Ngehe 1 menuju Saung pertama. Sensasi gowes nanjak di Ngehe 1 tidak pernah berubah, masih selalu mengasyikkan untuk mengontrol efisiensi pedalling dan mengatur irama gowes. Namun sayang kenikmatan itu harus diakhiri ditengah jalan karena ada sebuah bus yang entah dari mana asalnya sudah dibelakang goweser dan memaksa kita untuk menepi dan berhenti….hilang sudah rolling dan irama gowes kita. Dan ketika gowes dilanjutkan, sungguh berat menggowes di tanjakan tanpa awalan. Akhirnya terpaksa dikeluarkan jurus pamungkas: TTB alias Teknik Tertinggi Bersepeda alias TunTunBike…hehehe…sampai ujung Ngehe 1, lalu disambung gowes singkat ke Saung seng. Kita beristirahat sesaat juga di saung ini dan kemudian mulailah berdatangan kawan-kawan CCC lainnya seperti Om Dodo Abdullah dan rekan, Om Rudy dan Om Slamet. Istirahat di Saung 1 ini menjadi ajang guyon dan senda gurau warga CCC karena sudah lumayan lama kami tidak gowes bareng dengan rekan-rekan itu. Nah ditengah senda gurau ini ada seorang rekan yang tidak bisa menahan hajat buang air besar…itu lho si Om yang tadi terkapar akibat gastritis…hehehe…bermodalkan sebotol air dalam botol aqua si Om ini mulai mencari tempat strategis di tengah kerimbunan pohon teh dan sesaat kemudian menghilang dibawah pohon teh…hwuahahahahaha…si Om ini memang edan bukan kepalang.
Di sini matahari masih belum muncul, dan waktu sudah menunjukkan pukul 11.00 WIB. Mungkin itu juga sebabnya fisik kita tidak terlalu terkuras akibat dukungan udara yang sejuk dan tidak adanya panas matahari yang menyengat yang biasanya selalu hadir ketika kita sudah sampai area Ngehe. Setelah beristirahat sejenak, dan fisik sudah segar kembali, diputuskan untuk tidak ke kiri ke Ngehe 2 dan 3, tetapi gowes ke kanan dilanjutkan menuju jalur Kondangan melewati trek Hutan Lindung Pangrango. Hutan Pangrango selalu menjadi tempat yang sangat mengasyikkan dengan pemandangan hutan tropis yang sangat lebat sehingga terasa sangat adem ketika kita berada di dalamnya. Ketika kita keluar dari kawasan Hutan Lindung kita bertemu rombongan Om Fery Kaligis dan rekan-rekannya dari kantor di warung di pertigaan jalan. Kita minum teh manis hangat di sini dan kemudian memulai sesi gowes on road menuju Gadog. Kita semua sampai di Gadog dengan selamat dan kemudian mandi di lingkungan Mesjid Gadog. Di sini kita bertemu Om Reza goweser CCC chapter Bogor yang gowes juga bersama rekan-rekannya. Lantas kita makan siang bersama di RM Simpang Rawi. Canda dan tawa menemani saat makan siang itu sambil me-review perjalanan gowes barusan…hehehe…semua tertawa lepas, kita sudah dapatkan fun dan safety…luar biasa! doa kita dikabulkan olehNya..Thank God.
Dan sampai Gadog pun matahari masih belum muncul….sungguh TIDAK ADA MATAHARI DI RA hari itu.
Berikut ini beberapa foto yang diambil dari kamera handphone:
Pelajaran berharga dari trip ini: JANGAN PERNAH GOWES KALAU BELUM BUANG HAJAT DI RUMAH…hehehe